Jumat, 02 September 2016

Cara Membuat Buku Sendiri tanpa ke Penerbit Buku Konvensional

Cara Membuat Buku Sendiri tanpa ke Penerbit Buku Konvensional


Cara membuat buku sendiri? Dengan sistem penerbitan Self Publishing, tidak selalu penerbit buku konvensional, siapa saja bisa menerbitkan buku.


Self publishing adalah salah satu cara membuat buku sendiri tanpa bantuan penerbit buku konvensional atau penerbit besar. Melalui sistem penerbitan mandiri ini, seorang penulis secara pribadi dapat mengambil keputusan langsung atas naskahnya untuk dibukukan tanpa memerlukan waktu yang lama.

Bagi banyak orang yang senang menulis, menjadi penulis profesional mungkin bukan impian utama. Namun, memiliki buku yang ditulis sendiri dan mendapatinya berada di toko buku terkenal bisa jadi merupakan hal yang paling diimpikan. Salah satu tujuan utamanya adalah berbagi buah pikiran dan karya kepada banyak orang. Royalti dari penjualan buku bisa jadi urusan nomor kesekian.

Salah satu jalan untuk membuat sebuah buku yang dapat dibaca banyak orang adalah dengan mengirimkan naskah ke penerbit buku untuk diterbitkan. Sayangnya, tidak semua penulis memiliki naskah yang dianggap layak untuk diterbitkan oleh penerbit buku konvensional atau penerbit buku besar. Kalaupun sebenarnya layak untuk diterbitkan, naskah tersebut belum tentu sejalan dengan visi misi penerbit buku dan keinginan pasar. Sehingga di sinilah proses seleksi naskah yang ketat terjadi, dan biasanya naskah-naskah yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan ditolak oleh penerbit buku dan dikembalikan kepada si empunya.

Menerbitkan buku sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah self publishing adalah salah satu cara membuat buku oleh penulis tanpa bantuan penerbit konvensional atau penerbit besar (major publisher). Melalui cara membuat buku sendiri ini, seorang penulis secara pribadi dapat mengambil keputusan langsung atas naskahnya untuk dibukukan tanpa memerlukan waktu yang lama. Penulis berfungsi sekaligus sebagai penerbit karena ia menerbitkan buku atas upaya dan biaya pribadi.

Belum lagi jika bicara mengenai royalti buku dan hal-hal admistratif yang berkaitan dengan pendapatan dan keuntungan. Meski bukan prioritas, hal-hal tersebut bisa menjadi sangat sensitif. Inilah yang menjadikan banyak penulis kemudian menyerah. Perlu ketekunan, keyakinan, dan keberanian untuk melewati lorong panjang agar naskahnya dapat terbit sebagai sebuah buku.

Namun, itu dulu. Sekarang tentu berbeda. Dengan hadirnya buku elektronik dan sistem penerbit buku mandiri atau self publishing selama beberapa tahun terakhir, hadirlah solusi sekaligus revolusi di dunia penerbitan hampir di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, geliat penerbit mandiri sudah terlihat dalam sebelas tahun terakhir dengan munculnya beberapa penerbit buku yang menawarkan jasa self publishing tersebut. Lantas, apa sebenarnya self publishing itu? Dan bagaimana cara membuat buku sendiri? Berikut penjelasan lebih lengkapnya.


Sebagai seorang penulis sekaligus seorang penerbit, maka semua hal yang berhubungan dengan penerbitan buku pun menjadi tanggung jawab si penulis. Mulai dari praproduksi seperti penyuntingan, perancangan sampul, isi buku, pengurusan ISBN, proses produksi atau pencetakan, hingga pemasaran, pendistribusian, konsinyasi di toko buku, promosi, dan sebagainya ditangani sendiri oleh penulis. Mungkin terdengar cukup sulit. Namun sesungguhnya tidak.

Namun satu hal yang tidak boleh kita lupakan. Banyak penulis besar yang karya-karyanya justru lahir dari self publishing. Salah satunya adalah Asma Nadia, salah seorang penulis senior yang saat ini semua bukunya diterbitkan secara self publishing oleh penerbit indie miliknya yang diberi nama Asma Nadia Publishing House. Selain Asma Nadia, ada novel Supernova karya Dewi Lestari yang juga diterbitkan secara self publishing. Dimana novel Supernova laris di pasaran dan bahkan beberapa kali cetak ulang. Selain kedua penulis tersebut, ada juga buku Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian karya Valentino Dinsi dan serial komik Kho Ping Ho karya Asmaraman S. Kho Ping Ho yang juga laris manis di pasaran serta memiliki pembaca yang setia.

Meskipun menawarkan banyak kemudahan dalam menerbitkan buku, penerbit mandiri atau self publishing yang lahir sebagai solusi sekaligus revolusi di era penerbitan modern ini tetap tidak bisa lepas dari miss-persepsi. Dimana masih banyak orang yang beranggapan self publishing adalah ban serep. Self publishing dipilih jika sebuah naskah ditolak penerbit besar atau sebagai batu loncatan membangun nama sebelum dilirik penerbit besar. Selain itu,  juga dapat dijadikan sebagai jalan pintas menerbitkan karya.

Meski ini adalah cara membuat buku sendiri, sebetulnya tetap bisa dikerjakan atau dibantu oleh orang lain. Tentu saja atas komando penulis sebagai pemilik naskah dan modal. Apakah buku akan dicetak secara konvensional atau dicetak secara elektronik, dijual di toko buku biasa, atau di toko buku online, semua dikembalikan kepada keinginan dan atas dasar keputusan penulis. Dengan melakukan cara membuat buku sendiri, seorang penulis dapat menerbitkan bukunya dalam waktu kurang dari 3 bulan. Jauh lebih cepat dibandingkan penerbit konvensional yang memerlukan waktu sekitar 6-10 bulan untuk menerbitkan satu buku, karena banyaknya naskah yang mengantre. Lewat cara membuat buku sendiri pula, penulis memiliki kontrol langsung atas hak-haknya, termasuk hak cipta dan hak publikasi.

Terlepas dari pro dan kontra serta mispersepsi terkait cara membuat buku sendiri, self publishing telah hadir sebagai solusi, revolusi dan bahkan alternatif jitu dalam menerbitkan buku dan berbagi buah pikiran serta karya kepada khalayak luas.  Jadi, bagaimana? Berani mandiri menerbitkan karya sendiri? Pilihan ada di tangan Anda dan tak ada salahnya mencoba. Siapa takut!

Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis kami, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini http://goo.gl/tCQYho

[nfs]

Referensi:
  1. http://www.kompasiana.com/irwanbajang/menerbitkan-buku-secara-mandiri_552fd35c6ea834a6458b4599
  2. http://arkea.id/mandiri-menerbitkan-buku-mengapa-tidak/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar